Penerapan dan pengembangan teknologi
Secara nasional, tujuan pengembangan teknologi di Lndonesia adalah
mengarahkan dan mendorong penerapan, penelitian dan pengembangan
tcknologi sehing;sa dalam era globalisasi, industri dan agroindustri
sudah dapat mandiri dalarr: mendukung pembangunan nasional. Sasaran
yang ingin dicapai adalah berkembangnya industri (termasuk
agroindustri) yang mendasarkan pada teknologi sebagai proses
pendayagwlaan sumberdaya pertanian untuk menghasilkan barang dan jasa.
Sasaran lebih lanjut adalah berkembangnya penelitian dan pengembangan
teknologi dengan segala aspeknya agar dapat mendukung berkembangnya
agroindustri kearah kemandirian dan tumbuhnya i!lOvasi.
Kebijakan yang dapat ditempuh oleh suatu negara untuk mencapai sasaran
tersebut sangat beragam tergantung falsafah kenegaraan dan state-policy
yang dianut. Meskipun demikian terdapat empat gatra (aspek) yang saling
berkait dalam kebijakan penerapan dan pengembangan teknologi tersebut,
yaitu (a) pentingnya peningkatan pengetahuan dan teknik dasar bagi
teknologi, (b) pengembangan sumberdaya manusia untllk pengembangan
teknologi, (c) percepatan pengalihan hasil penelitian dan pengembang,
untuk penerapan secara komersial, serta (d) dipervehnya kewltWlg,m dari penerapan -"teknologi tersebut.
Pola pengalihan (transfonnasi) teknologi '..ll1tuk industri dan
agroindustri pada khususnya harus dilakukan secara baik dan tepat, agar
dapat dihasilkan pfC'duk agroindustri yang kompetitif dengan produk
serupa dari negara rnaju yang daya· saingnya Icbih tinggi. Terdapat
tiga pola transfonnasi teknologi bagi pembangui1an suatu negara , yaitu
mengikuti alur dari penelitian ihnu dasar, terapan, pengembangan
kerekayasaan dan penerapannya di industri. ( Barre dan Papon, 1993).
Pola ini umumnya dianut oleh negara yang telah maju, seperti AS, Eropa
Barat. Pola kedua dilakukan dengan cara paralel untuk pengembangan iImu
dasar, terapan, rekayasa dan pem!:nmgunan industri. Pola ini dianut
oleh India, RRC, dan beberapa negara Amerika Latin. Pola ketiga, sering
disebut sebagai pola hibrida adalah dimulai dengap penerapannya di
industri dan berujung pada penelitian Hmu dasar ( disebut dengan
istilah populer -bennula dari akhir dan berakhir di awal-) dianut oleh
Korea, Jepang, Taiwan, dan indonesia (pada era Habibie-OM)
Dengan kendala yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti
ketersediaan SOM inftrastruktur teknologi, serta finansial, pola
ketiga lebih cocok Wltuk diterapkan dengan berbagai modifikasinya.Pola
bcrmula dari akhir d::n berakhir di awal mengikuti empat tahapan
sebagai berikut : pemanfaatanJpenerapan teknologi yang ada ( impor
teknologi) , integrasi teknologi yang sudah ada dalam <.lisai..,
barang,peralatan, produk dan sistem yang barn , pengembangan teknologi,
dan penelitian dasar (Habibie, 1984). Oalarn pengembangan teknologi,
tahapan transformasi harus berjalan secara seimbang dan sinkron
mengingat bahwa jarak antar satu tahapan dengan tahapan lainnya sangat
pendek serta perkembangan tiap tahapan pada agroindustri (terlebih
bioindustri) berlangsung sangat cepat. Transformasi teknologi akan
bcrjalan dengan baik, jika terdapat wahana industri yang dapat bersarna
-sarna cengan lembaga litbang untuk melakukan proses transformasi
tersebut. Berbagai jenis agroindustri yang dapat dijadikan wahana untuk
transformasi teknologi di Indonesia tersebut an tara lain : industri
perkebunan, kehutanan, industri perikanan, industri petemakan, industri
pangan, industri pakan, bioindustri (SiJakan Anda kemukakan contob
masing masing in<!ustri tersebut ).
Untuk dapat memantapkan transformasi tcknologi, diperlukan dukungan
pengembangan teknologi melalui pelaksanaan penelitian, alih teknologi
atau kerjasarna intemasionaL Vntuk melakukan peneJitian diperlukan
ketersediaan dana, SOM, serta sarana dan prasarana yang memadai.
Program alih teknologi membutuhkan industri yang bersedia untuk
melakukan penerapan teknologi yang selanjutnya dikembangkan dengan
dukungan dari lembaga litbang Pengembangan teknologi melalui kerjasama
intemasional membutuhkan a<.lanya kemampuan daya tawar (bargaining
position) berupa penyediaan SOM bermutu dan sarana dan prasarana
handal. Pola transformasi tcknologi untuk agroindustri disajikan pada
Garnbar 1, sedangkan lingkup kegiatan penelitian dan pengembangan untuk
agroindustri disajikan pada
Pada paparan sebelwnnya , telah dioogkap beberapa prospek bioteknologi,
dari taraf sederhana sampai canggih yang dapat diterapkan ootuk
meningkatkan nilai tambah agroindustri atau bioindustri Arti penting
pengguriaan, penerapan dan pengembangan teknologi ootuk menjadikan
agroindustri menjadi industri bemilai tambah tinggi dan kompetitif di
perdagangan global akan disajikan pada contoh contoh dibawa.'l ini.
Tuntutan penerapan teknologi ini sesuai dengan hukum dagang yang
berlaku dimanapun juga, bermula dari tlUltutan pasar akan produk baru,
mutu produk yang Iebih tinggi, jarak produsen dan konsumen,
pengembangan pasar baru d,m seterusnya. Berdasarkan analisis pasar
terse but, perusahaan dapat melakukan antisip2.Si rencana
pengembangannya sesuai dengan kemampuan sumberdaya (manusia,
finallsial, teknologi) yang dimiliki.( Mangum\'idjaja, 1993)
Sebagaimana telah disinggung dimuka, pada era global dan persaingan
ketat, hanya perusahaan atau industri yang cepat tanggap mengikuti laju
perkembangan kebutuhan konsumen atau pasar ini yang ak?n mampu bertahan
dan berkembang. Agroindustri ini tidak harus berskala besar, bahkan
dinegara negara maju inovasi dan perkembangan teknoJogi banyak
diterapkan oleh agroindustri kecil dan menengah ( , 1994).